Mimpi.. Iya, dan kau hadir

Memang bukan hanya tentang waktu yang panjang ketika kita berbicara terkait sebuah perkenalan. Baik itu satu minggu, satu bulan, ataupuan setahun, siapapun bisa menjadi kenal lebih dekat dan memahami satu sama lain.

Ini berawal hampir satu tahun yang lalu, ketika tatap bertemu dan senyum pun terukir. Tanpa ada satu kata terucap seolah bisa memahami keadaan yang ada pada saat itu. Entah akan bertahan lama ataupun tidak, hanya sebuah pertanyaan yang belum terjawab saat itu. Lebih kurang 45 hari, keadaan seolah ingin mengulang senyum itu sekali lagi dan tatapan berubah menjadi lebih dalam .

” Aah iya, terimakasih sudah mengikuti”, kopi diseduh bagai sebuh keperawanan yang siap untuk diseruput. Memang begitulah orang orang menikmati kopi. Sesuatu yang lebih besar membuatnya tahu kemana harus melangkah, keputusan apa yang harus diambil. Ia mengikutinya dalam diam hingga ia pun diikuti kembali sebagaimana seharusnya.

Sore itu tidak turun hujan, tapi udara sedikit membuat bibir kelu dan ujung jari memucat.

Kressshhh… Catut menyalakan apinya untuk menyulut rokok filter setidaknya bisa mengurangi rasa dingin, atau mengawani kopi, atau bahkan mengurangi tangan yang sedikit gemetar bukan hanya karena udara yang dingin namun sedikit gugup ketika saling berhadapan. Sejak awal memang tak banyak kata yang terucap, mereka hanya duduk diam sambil memainkan handphone, menghisap rokok, ataupun menyeruput kopi sesekali.

Aah, itu hanya cerita awal sebuah perkenalan

Lama mereka tak bersua bahkan tak bertegur sapa.

Mimpi, aah iya, itu yang akan ia bicarakan. Semua tau kalo mimpi yang hadir dalan tidur hanyalah bunga tidur, atau mungkin karena ku lelah menghadapi harimu yang tak mudah. Iya, mungkin saja

Pun tak sedikit yng berasumsi bahwa mimpi akan menghadirkan orang tertentu ketika ia memikirkan seseorang.

Pertama ia hadir dalam sosok yang tengah bersedih, entah apa yang ia tengah hadapi. Sementara aku, ( ah iya ini cerita tentangku,) tak sedikitpun terbersit pikiran tentangnya. Ada apa? Siapa yang bisa memberikan jawaban

Kedua, ketika usah melihat senyumnya yang telah lama tidak hadir, entah ia benar benar bermaksud ataukah hanya sebuah ketidaksengajaan, ialah satu-satunya yang tahu. Aku pun berbalik ke rumah karena malam yang sudah mulai larut, dan tidur. Lebih kurang pukul setengah lima subuh, aku terbangun setelah melihat ia hadir dalam sebuah mimpi.

Aah, tapi ada apa? Apakah benar ia sedang berfikir tentangku? Seperti kata orang orang tentang bagaimana sebuah mimpi itu bisa hadir, tentang bagaimana orang lain bisa hadir dalam mimpi kita?

Entahlah

Pejalan Kaki Langit, 30 Agustus 2021